lafillevier

happy reading, all!! <3

karina menatap gadis dihadapannya dengan bingung, “kenapa lo?” nina langsung mematikan handphonenya dan memakan tteobeokki nya. “gapapa.” karina hanya mengangguk saja tak ingin mencari tau lebih dalam.

kemudian ada seorang gadis menghampiri karina dan nina, “maaf kak lama.” ujarnya sambil mengatur nafasnya. “iya gapapa. sini duduk di samping gue aja.” karina menarik kursi yang ada di sampingnya.

shakira langsung mendudukan dirinya di kursi tersebut dan tak lupa berterimakasih kepada kakak tingkatnya itu, “makasih kak.” karina mengangguk. “iya sama-sama.”

nina pun menyapa kakak tingkatnya itu, “halo kak.” shakira tersenyum dan membalas sapaan dari adik tingkatnya itu, “halo juga nina.”

kemudian suasana pun hening.

nina sibuk dengan handphonenya dan juga makanannya, sedangkan karina dan shakira sibuk dengan isi pikiran mereka masing-masing.

kalau boleh nethink, karina tebak shakira ini akan membicarakan sesuatu yang tidak mengenai heksa. karena karina tau hubungan shakira dan heksa itu sangat tidak baik, bahkan sampai sekarang.

kita beralih ke shakira.

gadis ini sedang mencoba menguatkan hatinya agar ia bisa bercerita kepada karina tentang apa yang pernah terjadi di antara dirinya dan juga heksa. ia sebenarnya sangat tidak suka membuka luka laman lagi, tetapi hatinya semakin sakit jika ia hanya memendam terus.

bukan,

shakira tidak bermaksud untuk merusak hubungan karina dengan heksa, ia hanya ingin karina tau seperti apa perlakuan heksa kepadanya dulu. ia tidak mau karina bernasib sama sepertinya.

“kak, gue sebelumnya mohon maaf yang sebesar besarnya sama lo. gue gak bermaksud buat ngerusak hubungan lo sama heksa ataupun tujuan jelek yang lain, tapi gue cuma mau cerita apa yang selama ini gue alamin. gue pengen lo tau gimana perlakuan heksa ke gue dulu supaya lo gak bernasib sama kayak gue.” shakira mengepalkan tangannya sambil menahan tangisnya.

ia sungguh sakit sekali jika harus mengingat masa lalunya yang sangat menyakitkan itu.

nina yang mengerti dengan keadaan itu langsung memindahkan barang-barangnya dan duduk sedikit lebih jauh dari dua kakak tingkatnya itu.

“ngapain?” tanya seseorang dari ujung sana.

iya, daritadi nina itu lagi nobar film frozen di google meet sama mantan pacarnya. makanya dia tidak terlalu mendengar omongan shakira tadi.

“pindah tempat duduk. gak enak soalnya kak ayin (panggilan karina dari nina) sama kak shakira lagi ngobrol masalah penting gitu.” jelasnya.

sadan, mantan pacar nina ini terlihat sedang mengernyitkan dahinya. nina pun langsung bertanya kepadanya, “kenapa?” sadan langsung menggeleng pelan, “gapapa kok, cuma kaget aja.”

“kaget kenapa? emangnya kak heksa sama kak shakira pernah aneh aneh ya?” tanya nina penasaran.

sadan menggeleng tidak tahu, “gak tau nin, mas heksa gak pernah cerita apa apa soalnya.” nina pun mengangguk paham.

padahal sadan tuh tau semuanya.

tapi dia gak mau cerita ke nina, soalnya menurut dia ini adalah aib yang gak boleh di ceritain ke siapa-siapa.

karina menatap gadis dihadapannya dengan bingung, “kenapa lo?” nina langsung mematikan handphonenya dan memakan tteobeokki nya. “gapapa.” karina hanya mengangguk saja tak ingin mencari tau lebih dalam.

kemudian ada seorang gadis menghampiri karina dan nina, “maaf kak lama.” ujarnya sambil mengatur nafasnya. “iya gapapa. sini duduk di samping gue aja.” karina menarik kursi yang ada di sampingnya.

shakira langsung mendudukan dirinya di kursi tersebut dan tak lupa berterimakasih kepada kakak tingkatnya itu, “makasih kak.” karina mengangguk. “iya sama-sama.”

nina pun menyapa kakak tingkatnya itu, “halo kak.” shakira tersenyum dan membalas sapaan dari adik tingkatnya itu, “halo juga nina.”

kemudian suasana pun hening.

nina sibuk dengan handphonenya dan juga makanannya, sedangkan karina dan shakira sibuk dengan isi pikiran mereka masing-masing.

kalau boleh nethink, karina tebak shakira ini akan membicarakan sesuatu yang tidak mengenai heksa. karena karina tau hubungan shakira dan heksa itu sangat tidak baik, bahkan sampai sekarang.

kita beralih ke shakira.

gadis ini sedang mencoba menguatkan hatinya agar ia bisa bercerita kepada karina tentang apa yang pernah terjadi di antara dirinya dan juga heksa. ia sebenarnya sangat tidak suka membuka luka laman lagi, tetapi hatinya semakin sakit jika ia hanya memendam terus.

bukan,

shakira tidak bermaksud untuk merusak hubungan karina dengan heksa, ia hanya ingin karina tau seperti apa perlakuan heksa kepadanya dulu. ia tidak mau karina bernasib sama sepertinya.

“kak, gue sebelumnya mohon maaf yang sebesar besarnya sama lo. gue gak bermaksud buat ngerusak hubungan lo sama heksa ataupun tujuan jelek yang lain, tapi gue cuma mau cerita apa yang selama ini gue alamin. gue pengen lo tau gimana perlakuan heksa ke gue dulu supaya lo gak bernasib sama kayak gue.” shakira mengepalkan tangannya sambil menahan tangisnya.

ia sungguh sakit sekali jika harus mengingat masa lalunya yang sangat menyakitkan itu.

nina yang mengerti dengan keadaan itu langsung memindahkan barang-barangnya dan duduk sedikit lebih jauh dari dua kakak tingkatnya itu.

“ngapain?” tanya seseorang dari ujung sana.

iya, daritadi nina itu lagi nobar film frozen di google meet sama mantan pacarnya. makanya dia tidak terlalu mendengar omongan shakira tadi.

“pindah tempat duduk. gak enak soalnya kak ayin (panggilan karina dari nina) sama kak shakira lagi ngobrol masalah penting gitu.” jelasnya.

sadan, mantan pacar nina ini terlihat sedang mengernyitkan dahinya. nina pun langsung bertanya kepadanya, “kenapa?” sadan langsung menggeleng pelan, “gapapa kok, cuma kaget aja.”

“kaget kenapa? emangnya kak heksa sama kak shakira pernah aneh aneh ya?” tanya nina penasaran.

sadan menggeleng tidak tahu, “gak tau nin, mas heksa gak pernah cerita apa apa soalnya.” nina pun mengangguk paham.

padahal sadan tuh tau semuanya.

tapi dia gak mau cerita ke nina, soalnya menurut dia ini adalah aib yang gak boleh di ceritain ke siapa-siapa.

tadinya, heksa mau ngajak selma makan bubur ayam langganan mereka dulu. tapi papa selma gak ngijinin anaknya itu buat keluar rumah karena selma masih kecapean abis kemping.

“kok kamu gak bilang kalo abis kemping?” tanya heksa.

“aku tuh udah gak secapek kemaren kak,” jawab selma.

untungnya papa selma ngebolehin heksa main disini, jadi walaupun gak keluar rumah, mereka juga masih bisa buat main.

“kakak gak jadi ngajak temen kesini?” tanya selma sambil mencoba meraih sekotak susu strawberry yang ada di dekat heksa.

peka dengan keinginan selma, heksa langsung mengambil sekotak susu yang ada di samping kanannya dan menusukkan sedotan, lalu ia berikan kepada gadis itu.

“jadi,” kata heksa. “tapi dia nyusul, soalnya lagi kerja kelompok.” selma pun langsung mengangguk paham.

mereka berdua pun kemudian asik bernostalgia sambil melihat foto mereka di laptop selma. semuanya masih selma simpan rapi di folder yang berjudul 's<3h'.

ia jadi teringat pada karina.

'karina lagi apa ya?'

'karina lagi sama siapa?'

'karina lagi dimana?'

selma yang omongannya tidak direspon oleh heksa langsung menoleh ke arahnya dan menyenggol lengan pemuda itu dengan sikunya, “kakak kenapa?” tanya gadis ini.

heksa pun langsung tersadar dari lamunannya dan beralih ke selma, “ke inget pacar kakak sel.” jawabnya jujur.

“chat dong kak biar gak—”

perkataannya terputus begitu handphone heksa berbunyi karena ada panggilan masuk dari sadan.

'udah di depan nih,' ujar sadan dari ujung sana.

“iya, tunggu.” ujar heksa sambil memutuskan panggilan. kemudian ia beralih ke selma, “gih kamu samperin, sekalian kenalan.” katanya iseng.

selma langsung mengangguk dan keluar rumah menghampiri sadan.

sedangkan heksa diam sambil memakan snack karena memikirkan karina.


sama seperti heksa, karina pun juga memikirkan pemuda itu. bahkan ketika ia baru bangun tidur pun ia langsung mengecek notifikasi handphonenya, ternyata tidak ada chat masuk dari heksa.

jenan yang melihat karina melamun langsung menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya, “mikirin heksa ya lu?” tanya pemuda tampan ini.

karina menoleh sebentar ke arahnya dan mengangguk, “iyaa.” jawabnya.

jenan langsung menyodorkan temannya itu sebatang cokelat (yang sebenarnya buat pacarnya), “makan nih biar gak merengut begitu.” ujar pemuda ini.

karina langsung menerimanya dan memakannya, “makasih ya.” ucapnya sambil menolehkan pandangannya ke beberapa temannya yang sedang melawak di balkon.

setidaknya untuk sekarang ia sedikit terhibur dengan guyonan temannya,

dan juga karena coklat dari jenan.

“eh rin,” panggil jenan.

“apaaa?” sahut karina.

“lu percaya gak kalo gua pernah naksir lu?”

karina terkejut mendengarnya.

bahkan ia pun sampai tersedak cokelat yang sedang ia makan ini.

jenan langsung menyodorkan gadis itu segelas air. karina menerima segelas air tersebut dan meminumnya hingga tandas.

“alesannya?” tanya karina balik.

“karena lu temen baik gua.” jawab jenan.

kemudian pemuda tampan ini melanjutkan perkataannya, “tapi itu dulu ya. kalo sekarang mah gua sukanya sama samira.”

juan, ben, oji, dan elang sedang menikmati hokben masing masing sambil sesekali mencari keberadaan vino.

“lu udah ngasih tau belom kalo nama lu oji ke dia?” tanya juan.

oji langsung menggeleng, “belom.”

“ah tolol gimana dia mau tau elu bego.” sungut ben sambil mengunyah eggroll nya.

elang hanya diam tak ingin ikut-ikutan untuk mencaci oji. walaupun dalam hatinya ia ingin menoyor pemuda itu.

sekarang oji sudah selesai makan dan hendak membuang bungkus hokben ke tempat sampah yang ada di belakangnya.

tetapi kemudian ia mendengar ada seseorang yang memanggil vino dari meja paling belakang.

“VINOOOOOO!!”

sontak mereka berempat langsung menoleh ke arah pintu masuk kantin.

'oh ternyata yang itu orangnya.' batin juan, ben, dan elang.

“hajar aja ji, gua ama yang lain nontonin aja gapapa kan?” tanya juan sambil memutar bangkunya agar menghadap pintu masuk kantin. lalu ben yang duduk di sebelahnya pun juga ikut memutar bangkunya.

sedangkan elang yang duduk di samping oji tak perlu repot repot memutar bangkunya, karena ia tidak membelakangi pintu masuk kantin.

oji mengangguk dan langsung menghampiri vino.

“lu siapa?” tanya vino ketika oji sudah ada di hadapannya.

“dateng juga lu, gua kira takut.” kata oji sambil menatap remeh pemuda itu.

merasa dirinya di remehkan, vino langsung menarik kerah oji dan hendak meninju wajahnya. dan dengan cepat oji langsung menahan tangannya dan berkata, “oh ini tangan yang sering buat mukulin cewek...” sindirnya.

“MAKSUD LU APA BANGSAT?!” bentak vino sambil mencoba melepaskan tangan kanannya yang masih dipegang oleh oji.


keadaan kantin yang tadinya sepi langsung menjadi ramai seketika. banyak orang yang langsung menghampiri mereka berdua untuk melerai, tetapi ben dengan tatapan tajamnya langsung menyuruh mereka untuk diam tak ikut campur.

sedangkan juan dan elang asik makan sambil menonton oji vs vino.

oji langsung berdecih, “kok lu malah nanya sih maksud gua apaan? emang perlu gua jelasin lagi?” ujarnya sambil melepaskan tangan vino yang ia pegang daritadi.

vino langsung memegang tangan kanannya yang rasanya hampir remuk itu sambil menatap oji dengan marah. ia merasa harga dirinya sudah diinjak injak oleh orang asing yang ada di hadapannya ini.

masih dengan senyumannya, oji langsung memukul pelan kedua pipinya seolah mempersilahkan vino untuk memukulnya, “sini dong tonjok. rasanya ditonjok sama BANCI.” kata pemuda ini sambil menekankan kata 'banci'.

tanpa banyak bicara, vino langsung mendorong badan oji sampai dirinya terjatuh dan mulai memukuli pemuda itu secara brutal.

“LU KALO GAK TAU APA APA GAK USAH SOK TAU ANJING!!” kata vino sambil terus memukuli oji tanpa ampun.

oji hanya diam tak melawan.

ia hanya menunggu waktu yang pas untuk membalas pemuda itu.

semua cacian dan makian dari pemuda itu ia nikmati. karena untuknya itu adalah hiburan tersendiri. makanya ia sampai tertawa sendiri mendengarnya.

dan saat itu juga oji langsung menendang pemuda itu sampai punggung vino menabrak tembok dan menimbulkan suara benturan yang sangat kencang.

maklum, oji ini anak taekwondo.

“semua pukulan lu gak ada apa apanya di gua,” kata oji sambil berjongkok di depan pemuda itu.

kemudian tanpa basa basi oji langsung menonjok wajah pemuda itu dengan sepenuh tenaga. ia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi kali ini, karena ia ingat dengan keadaan giselle saat itu.

“ini buat lu yang udah mukulin giselle,”

BUGH!

“ini buat lu yang udah bentak-bentak giselle,”

BUGH!

“ini buat lu yang beraninya main tangan sama cewek,”

BUGH!

awalnya oji hanya ingin memberinya pelajaran dengan tiga bogeman itu, tetapi karena dirinya sekarang sudah seperti kesetanan, ia malah memukuli vino secara membabi buta.

elang, juan, dan ben yang melihat temannya kesetanan akhirnya mau tak mau harus turun tangan untuk memisahkan mereka berdua.

dengan santai, ben langsung menendang bahu oji sampai dirinya terjatuh. juan langsung menyuruh beberapa orang untuk membawa vino ke ruang kesehatan. sedangkan elang langsung membantu ben membopong oji menuju rumah sakit.

juan, ben, oji, dan elang sedang menikmati hokben masing masing sambil sesekali mencari keberadaan vino.

“lu udah ngasih tau belom kalo nama lu oji ke dia?” tanya juan.

oji langsung menggeleng, “belom.”

“ah tolol gimana dia mau tau elu bego.” sungut ben sambil mengunyah eggroll nya.

elang hanya diam tak ingin ikut-ikutan untuk mencaci oji. walaupun dalam hatinya ia ingin menoyor pemuda itu.

sekarang oji sudah selesai makan dan hendak membuang bungkus hokben ke tempat sampah yang ada di belakangnya.

tetapi kemudian ia mendengar ada seseorang yang memanggil vino dari meja paling belakang.

“VINOOOOOO!!”

sontak mereka berempat langsung menoleh ke arah pintu masuk kantin.

'oh ternyata yang itu orangnya.' batin juan, ben, dan elang.

“hajar aja ji, gua ama yang lain nontonin aja gapapa kan?” tanya juan sambil memutar bangkunya agar menghadap pintu masuk kantin. lalu ben yang duduk di sebelahnya pun juga ikut memutar bangkunya.

sedangkan elang yang duduk di samping oji tak perlu repot repot memutar bangkunya, karena ia tidak membelakangi pintu masuk kantin.

oji mengangguk dan langsung menghampiri vino.

“lu siapa?” tanya vino ketika oji sudah ada di hadapannya.

“dateng juga lu, gua kira takut.” kata oji sambil menatap remeh pemuda itu.

merasa dirinya di remehkan vino langsung menarik kerah oji dan hendak meninju wajahnya. tetapi dengan cepat oji langsung menahan tangannya dan berkata, “oh ini tangan yang sering buat mukulin cewek...” sindirnya.

“MAKSUD LU APA BANGSAT?!” bentak vino sambil mencoba melepaskan tangan kanannya yang masih dipegang oleh oji.


keadaan kantin yang tadinya sepi langsung menjadi ramai seketika. banyak orang yang langsung menghampiri mereka berdua untuk melerai, tetapi ben dengan tatapan tajamnya langsung menyuruh mereka untuk diam tak ikut campur.

sedangkan juan dan elang asik makan sambil menonton oji vs vino.

oji langsung berdecih, “kok lu malah nanya sih maksud gua apaan? emang perlu gua jelasin lagi?” ujarnya sambil melepaskan tangan vino yang ia pegang daritadi.

vino langsung memegang tangan kanannya yang rasanya hampir remuk itu sambil menatap oji dengan marah. ia merasa harga dirinya sudah diinjak injak oleh orang asing yang ada di hadapannya ini.

masih dengan senyumannya, oji langsung memukul pelan kedua pipinya seolah mempersilahkan vino untuk memukulnya, “sini dong tonjok. rasanya ditonjok sama BANCI.” kata pemuda ini sambil menekankan kata 'banci'.

tanpa banyak bicara, vino langsung mendorong badan oji sampai dirinya terjatuh dan mulai memukuli pemuda itu secara brutal.

“LU KALO GAK TAU APA APA GAK USAH SOK TAU ANJING!!” kata vino sambil terus memukuli oji tanpa ampun.

oji hanya diam tak melawan.

ia hanya menunggu waktu yang pas untuk membalas pemuda itu.

semua cacian dan makian dari pemuda itu ia nikmati. karena untuknya itu adalah hiburan tersendiri. makanya ia sampai tertawa sendiri mendengarnya.

dan saat itu juga oji langsung menendang pemuda itu sampai punggung vino menabrak tembok dan menimbulkan suara benturan yang sangat kencang.

maklum, oji ini anak taekwondo.

“semua pukulan lu gak ada apa apanya di gua,” kata oji sambil berjongkok di depan pemuda itu.

kemudian tanpa basa basi oji langsung menonjok wajah pemuda itu dengan sepenuh tenaga. ia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi kali ini, karena ia ingat dengan keadaan giselle saat itu.

“ini buat lu yang udah mukulin giselle,”

BUGH!

“ini buat lu yang udah bentak-bentak giselle,”

BUGH!

“ini buat lu yang beraninya main tangan sama cewek,”

BUGH!

awalnya oji hanya ingin memberinya pelajaran dengan tiga bogeman itu, tetapi karena dirinya sekarang sudah seperti kesetanan, ia malah memukuli vino secara membabi buta.

elang, juan, dan ben yang melihat temannya kesetanan akhirnya mau tak mau harus turun tangan untuk memisahkan mereka berdua.

dengan santai, ben langsung menendang bahu oji sampai dirinya terjatuh. juan langsung menyuruh beberapa orang untuk membawa vino ke ruang kesehatan. sedangkan elang langsung membantu ben membopong oji menuju rumah sakit.

“udah lang?” tanya oji.

elang pun mengangguk, “udah ji. ini anaknya lagi otw kesini.” jawabnya.

oji langsung menghembuskan nafasnya lega.

sekarang oji dan elang sedang berada di rumah sakit yang berada tak jauh dari apartemen elang.

tadi sewaktu elang dan sarah sampai di apartemen, mereka langsung terkejut karena melihat seorang gadis tengah tertidur di atas kasur.

lalu sarah yang merupakan mahasiswi kedokteran ini pun mulai memeriksa keadaan giselle setelah menyuruh semua orang keluar dari kamar ini.

ternyata keadaan seluruh tubuh bagian belakang giselle penuh dengan memar dan juga terdapat luka seperti cambukan yang masih baru.

dengan cekatan, sarah pun mulai membuka pakaian giselle dan mengobati luka tersebut sambil memeriksa bagian tubuh lainnya. takut ada luka yang lebih parah dari ini.

tapi untungnya tidak ada lagi luka yang parah lagi di tubuh giselle.

setelah 20 menit gadis cantik bernama sarah agnesia ini mengobati giselle, ia pun sudah selesai dan mengganti pakaian giselle dengan daster miliknya yang selalu ia bawa kemana-mana.

karena dirasa sudah selesai, sarah pun langsung keluar kamar dan menjelaskan kepada ketiga pemuda itu apa yang di derita oleh giselle.

“gue udah obatin semua luka-lukanya. biarin dulu dia istirahat sekarang.” kata sarah.

ketiga pemuda ini langsung mengangguk paham.

elang pun pergi ke dapur sebentar dan membawakan makanan untuk teman-temannya ini, “makan dulu nih sambil nunggu giselle bangun.” kata pemuda ini sambil membuka bungkus permennya.

semua orang yang ada disini langsung menoleh ke arahnya.

“LAH LO KENAL???????” tanya mereka serempak.

elang langsung mengangguk, “kenal lah.” ujarnya, “kan dia temennya mantan gua, terus dia juga ceweknya tetangga gua.”

oji yang jadi penasaran ini pun langsung bertanya kepada elang, “lu tau gak kenapa si giselle kayak orang di aniaya gitu?”

elang pun menggeleng, “gak tau ji. soalnya emang gua jarang ketemu ama dia.” jelasnya.

PRAANGGGGGGG!!!!

mereka berempat langsung terkejut begitu mendengar suara kaca pecah dari dalam kamar yang giselle tempati.

sarah dan oji pun melempar bungkus snack mereka dan langsung buru buru menghampiri gadis tersebut.

mereka berdua dibuat terkejut lagi dengan keadaan giselle yang tengah menggenggam pecahan kaca di kedua tangannya.

“PERGI LO ANJING!!!” pekiknya histeris.

elang dan juan yang tengah membereskan bekas makanan yang berceceran di depan tv ini pun langsung menyusul sarah dan oji karena mendengar pekikan giselle.

“ASTAGA GISELLE!!!” kata elang sambil mengacak rambutnya sendiri. ia frustasi karena melihat lengan dan lutut giselle yang bercucuran darah.

sedangkan juan berusaha menenangkan sarah yang syok ditempat sambil menangis.

dengan cepat, oji langsung berlari menghampiri giselle tanpa peduli dengan pecahan kaca yang ia injak.

melihat oji yang mendekat, giselle langsung mendekatkan pecahan kaca tersebut ke telinganya, “KALO LO KESINI, GUE BAKAL IRIS KUPING GUE!!” ancam gadis ini.

tapi oji tidak peduli dengan ancaman giselle. ia langsung mempercepat langkahnya menuju giselle untuk membuang pecahan kaca yang ada di kedua tangan gadis itu.

dengan gerakan yang sangat cepat, oji pun berhasil merebut pecahan kaca tersebut dan membuangnya. ia langsung membawa gadis itu ke pelukannya agar giselle sedikit lebih tenang.

“jangan takut ya sel, gua bakal jagain lu.” kata oji sambil mencoba menenangkan gadis ini.

giselle yang awalnya sudah sedikit tenang ini langsung teringat dengan kejadian mengerikan yang ia alami sebelumnya, menjadi membabi buta memukuli oji.

“KAMU MAU NGAPAIN AKU LAGI??? KAMU MAU PUKUL AKU LAGI??? KAMU MAU TAMPAR AKU LAGI??? KAMU MAU CAMBUK AKU LAGI???? KAMU MAU APA LAGI DARI AKU??????” pekik gadis ini histeris sambil terus memukuli oji. ia tak tau apa yang telah di alami oleh gadis ini, tapi yang ia tau gadis ini sangat ketakutan.

untungnya setelah sepuluh menit giselle histeris, akhirnya gadis ini pun mulai tenang dan mulai tertidur di bahu oji. tampaknya ia sangat lelah akibat menangis tadi.

dan oji pun langsung membawa giselle ke rumah sakit bersama elang, juan, dan sarah.

“udah lang?” tanya oji. elang pun mengangguk, “udah ji. ini anaknya lagi otw kesini.” jawabnya.

oji langsung menghembuskan nafasnya lega.

sekarang oji dan elang sedang berada di rumah sakit yang berada tak jauh dari apartemen elang.

tadi sewaktu elang dan sarah sampai di apartemen, mereka langsung terkejut karena melihat seorang gadis tengah tertidur di atas kasur.

lalu sarah yang merupakan mahasiswi kedokteran ini pun mulai memeriksa keadaan giselle setelah menyuruh semua orang keluar dari kamar ini.

ternyata keadaan seluruh tubuh bagian belakang giselle penuh dengan memar dan juga terdapat luka seperti cambukan yang masih baru.

dengan cekatan, sarah pun mulai membuka pakaian giselle dan mengobati luka tersebut sambil memeriksa bagian tubuh lainnya. takut ada luka yang lebih parah dari ini.

tapi untungnya tidak ada lagi luka yang parah lagi di tubuh giselle.

setelah 20 menit gadis cantik bernama sarah agnesia ini mengobati giselle, ia pun sudah selesai dan mengganti pakaian giselle dengan daster miliknya yang selalu ia bawa kemana-mana.

karena dirasa sudah selesai, sarah pun langsung keluar kamar dan menjelaskan kepada ketiga pemuda itu apa yang di derita oleh giselle.

“gue udah obatin semua luka-lukanya. biarin dulu dia istirahat sekarang.” kata sarah.

ketiga pemuda ini langsung mengangguk paham.

elang pun pergi ke dapur sebentar dan membawakan makanan untuk teman-temannya ini, “makan dulu nih sambil nunggu giselle bangun.” kata pemuda ini sambil membuka bungkus permennya.

semua orang yang ada disini langsung menoleh ke arahnya.

“LAH LO KENAL???????” tanya mereka serempak.

elang langsung mengangguk, “kenal lah.” ujarnya, “kan dia temennya mantan gua, terus dia juga ceweknya tetangga gua.”

oji yang jadi penasaran ini pun langsung bertanya kepada elang, “lu tau gak kenapa si giselle kayak orang di aniaya gitu?”

elang pun menggeleng, “gak tau ji. soalnya emang gua jarang ketemu ama dia.” jelasnya.

PRAANGGGGGGG!!!!

mereka berempat langsung terkejut begitu mendengar suara kaca pecah dari dalam kamar yang giselle tempati.

sarah dan oji pun melempar bungkus snack mereka dan langsung buru buru menghampiri gadis tersebut.

mereka berdua dibuat terkejut lagi dengan keadaan giselle yang tengah menggenggam pecahan kaca di kedua tangannya.

“PERGI LO ANJING!!!” pekiknya histeris.

elang dan juan yang tengah membereskan bekas makanan yang berceceran di depan tv ini pun langsung menyusul sarah dan oji karena mendengar pekikan giselle.

“ASTAGA GISELLE!!!” kata elang sambil mengacak rambutnya sendiri. ia frustasi karena melihat lengan dan lutut giselle yang bercucuran darah.

sedangkan juan berusaha menenangkan sarah yang syok ditempat sambil menangis.

dengan cepat, oji langsung berlari menghampiri giselle tanpa peduli dengan pecahan kaca yang ia injak.

melihat oji yang mendekat, giselle langsung mendekatkan pecahan kaca tersebut ke telinganya, “KALO LO KESINI, GUE BAKAL IRIS KUPING GUE!!” ancam gadis ini.

tapi oji tidak peduli dengan ancaman giselle. ia langsung mempercepat langkahnya menuju giselle untuk membuang pecahan kaca yang ada di kedua tangan gadis itu.

dengan gerakan yang sangat cepat, oji pun berhasil merebut pecahan kaca tersebut dan membuangnya. ia langsung membawa gadis itu ke pelukannya agar giselle sedikit lebih tenang.

“jangan takut ya sel, gua bakal jagain lu.” kata oji sambil mencoba menenangkan gadis ini.

giselle yang awalnya sudah sedikit tenang ini langsung teringat dengan kejadian mengerikan yang ia alami sebelumnya, menjadi membabi buta memukuli oji.

“KAMU MAU NGAPAIN AKU LAGI??? KAMU MAU PUKUL AKU LAGI??? KAMU MAU TAMPAR AKU LAGI??? KAMU MAU CAMBUK AKU LAGI???? KAMU MAU APA LAGI DARI AKU??????” pekik gadis ini histeris sambil terus memukuli oji. ia tak tau apa yang telah di alami oleh gadis ini, tapi yang ia tau gadis ini sangat ketakutan.

untungnya setelah sepuluh menit giselle histeris, akhirnya gadis ini pun mulai tenang dan mulai tertidur di bahu oji. tampaknya ia sangat lelah akibat menangis tadi.

dan oji pun langsung membawa giselle ke rumah sakit bersama elang, juan, dan sarah.

anak bungsu dari keluarga prabaswara ini kemudian menoleh ke arah pintu kamarnya yang masih sedikit terbuka itu. perlahan, ia pun memberanikan dirinya untuk melihat sosok 'mama'nya yang masih ada di depan kamarnya ini.

dari semua anak bapak agung, inara ini anak yang paling penasaran. walaupun dia penakut, tapi kalau rasa penasarannya menggebu-gebu, ia akan mengesampingkan rasa takutnya itu untuk memuaskan rasa penasarannya.

perlahan tapi pasti, gadis cantik ini pun mulai mendekati sosok 'mama'nya yang tengah berdiri sambil menatap kosong ke arah tangga lantai dua.

dan pada saat inara sudah berdiri tepat di belakang mamanya, kemudian kepala sosok itu memutar 360° menjadi menghadapnya dengan wajah menakutkan karena kedua sudut bibirnya robek dan juga mata yang melotot.

“kenapa inara nyari mamaa???”

saat itu juga inara langsung berlari ke arah rio dan memeluknya sambil gemetaran. sedangkan ryan yang melihatnya langsung mengerti adiknya itu kenapa.

“adek ngapa—”

perkataan rio terputus karena tiba-tiba sosok itu melihat ke arah mereka bertiga dan terbang dengan cepat ke arah mereka bertiga.

“ASTAGHFIRULLAHALADZIM YA ALLAH INI KENAPA JADI TERBANG YA ALLAH YA RABBI!!!!”

“YA ALLAH SEREM BANGET!! YA ALLAH INI MANA BERAT BANGET INI NAMPANNYA,”

“MAS IYOOO, MAS IYAANNN, ADEK TAKUUUTTT!!”

kemudian pak agung yang baru saja selesai mengaji ini langsung keluar kamar ketika mendengar jeritan ketiga anaknya.

ternyata ulahnya lagi...

anak bungsu dari keluarga prabaswara ini kemudian menoleh ke arah pintu kamarnya yang masih sedikit terbuka itu. perlahan, ia pun memberanikan dirinya untuk melihat sosok 'mama'nya yang masih ada di depan kamarnya ini.

dari semua anak bapak agung, inara ini anak yang paling penasaran. walaupun dia penakut, tapi kalau rasa penasarannya menggebu-gebu, ia akan mengesampingkan rasa takutnya itu untuk memuaskan rasa penasarannya.

perlahan tapi pasti, gadis cantik ini pun mulai mendekati sosok 'mama'nya yang tengah berdiri sambil menatap kosong ke arah tangga lantai dua.

dan pada saat inara sudah berdiri tepat di belakang mamanya, kemudian kepala sosok itu memutar 360° menjadi menghadapnya dengan wajah menakutkan karena kedua sudut bibirnya robek dan juga mata yang melotot.

“kenapa inara nyari mamaa???”

saat itu juga inara langsung berlari ke arah rio dan memeluknya sambil gemetaran. sedangkan ryan yang melihatnya langsung mengerti adiknya itu kenapa.

“adek ngapa—”

perkataan rio terputus karena tiba-tiba sosok itu melihat ke arah mereka bertiga dan terbang dengan cepat ke arah mereka bertiga.

“ASTAGHFIRULLAHALADZIM YA ALLAH INI KENAPA JADI TERBANG YA ALLAH YA RABBI!!!!”

“YA ALLAH SEREM BANGET!! YA ALLAH INI MANA BERAT BANGET INI NAMPANNYA,”

“MAS IYOOO, MAS IYAANNN, ADEK TAKUUUTTT!!”

kemudian pak agung yang baru saja selesai mengaji ini langsung keluar kamar ketika mendengar jeritan ketiga anaknya.

ternyata ulahnya lagi...

Karena pulang sekolah ini Jovan ada latihan band, maka dari itu ia langsung mempercepat langkahnya menuju kelas Sadan yang sangat jauh dari kelasnya.

Bahkan ia pun sampai berlari saking buru-burunya.

Sampai saat ia berbelok di ujung koridor, tiba-tiba ia menabrak seorang gadis yang tengah berjalan sampai terjatuh.

Jovan langsung mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu, “Sorry banget ya. Gua gak hati-hati.” Ujarnya.

Kemudian gadis ini menerima uluran tangannya dan mengomelinya, “JALAN PAKE MATA DONG.”

Begitu gadis ini mendongakan kepalanya, Jovan langsung gugup sekaligus terpesona.

Karena gadis ini adalah orang yang semalam ia bicarakan dengan Sadan.

Iya, gadis ini adalah Gebi.

Gadis yang ia kagumi sejak dua minggu yang lalu.

“HEH LO DENGER GAK?!” sungut Gebi yang merasa dirinya tak didengarkan oleh Jovan.

“Denger kok.” Kata pemuda ini, “Sorry ya Geb, gua gak sengaja—”

“NAH ITU GEB ORANGNYA YANG MAU KENALAN SAMA LU!!!” Kata Sadan yang tau tau sudah ada di belakang Gebi bersama dengan Selma.

Jovan rasanya ingin menoyor kepala pemuda itu saat ini juga.

Sedangkan Gebi langsung menatap pemuda di depannya ini, “Oh.” Ujarnya. “Kenalin, gue Gebi—” perkataannya langsung terputus karena Sadan menutup mulutnya dengan novel milik Selma, “SHHHTTTTTT DIEM, kenalannya ntar aja.”

“Mana tiketnya?” Kata Sadan sambil memalak Jovan.

Jovan langsung memutar bola matanya malas sambil mengeluarkan dua tiket dari dalam kantong kemeja seragamnya, “Nih.”

Sadan langsung menerimanya, “Makasih Jo.” lalu ia memandangi kedua temannya itu, “Nah sekarang lu berdua spending time together ya, gua mau pacaran dulu. Good luck Jo.” Ucapnya sambil menggandeng Selma dan berjalan menjauhi keduanya.

Dalam hati, Jovan langsung memaki pemuda itu karena ia masih malu. Tapi ia juga berterima kasih kepada Sadan karena sudah memberikannya kesempatan untuk berkenalan dengan Gebi secara langsung seperti ini.

“Bukannya band lagi latihan ya?” Tanya Gebi.

Jovan mengangguk, “Iya tapi bentar doang kok. Lu mau gak nungguin gua?” Tanya Jovan balik.

Gebi mengangkat alisnya sebelah, “Nungguin?” Gumamnya, “Emang lo mau ngajakin gue pulang bareng?”

Jovan mengangguk, “Iya.”

“Oh yaudah, gue tungguin aja.” Kata Gebi.

Jovan rasanya mau jungkir balik aja dengernya.

SENENG BANGET!!!!!