lafillevier

happy reading, all!! <3

Karena pulang sekolah ini Jovan ada latihan band, maka dari itu ia langsung mempercepat langkahnya menuju kelas Sadan yang sangat jauh dari kelasnya.

Bahkan ia pun sampai berlari saking buru-burunya.

Sampai saat ia berbelok di ujung koridor, tiba-tiba ia menabrak seorang gadis yang tengah berjalan sampai terjatuh.

Jovan langsung mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu, “Sorry banget ya. Gua gak hati-hati.” Ujarnya.

Kemudian gadis ini menerima uluran tangannya dan mengomelinya, “JALAN PAKE MATA DONG.”

Begitu gadis ini mendongakan kepalanya, Jovan langsung gugup sekaligus terpesona.

Karena gadis ini adalah orang yang semalam ia bicarakan dengan Sadan.

Iya, gadis ini adalah Gebi.

Gadis yang ia kagumi sejak dua minggu yang lalu.

“HEH LO DENGER GAK?!” sungut Gebi yang merasa dirinya tak didengarkan oleh Jovan.

“Denger kok.” Kata pemuda ini, “Sorry ya Geb, gua gak sengaja—”

“NAH ITU GEB ORANGNYA YANG MAU KENALAN SAMA LU!!!” Kata Sadan yang tau tau sudah ada di belakang Gebi bersama dengan Selma.

Jovan rasanya ingin menoyor kepala pemuda itu saat ini juga.

Sedangkan Gebi langsung menatap pemuda di depannya ini, “Oh.” Ujarnya. “Kenalin, gue Gebi—” perkataannya langsung terputus karena Sadan menutup mulutnya dengan novel milik Selma, “SHHHTTTTTT DIEM, kenalannya ntar aja.”

“Mana tiketnya?” Kata Sadan sambil memalak Jovan.

Jovan langsung memutar bola matanya malas sambil mengeluarkan dua tiket dari dalam kantong kemeja seragamnya, “Nih.”

Sadan langsung menerimanya, “Makasih Jo.” lalu ia memandangi kedua temannya itu, “Nah sekarang lu berdua spending time together ya, gua mau pacaran dulu. Good luck Jo.” Ucapnya sambil menggandeng Selma dan berjalan menjauhi keduanya.

Dalam hati, Jovan langsung memaki pemuda itu karena ia masih malu. Tapi ia juga berterima kasih kepada Sadan karena sudah memberikannya kesempatan untuk berkenalan dengan Gebi secara langsung seperti ini.

“Bukannya band lagi latihan ya?” Tanya Gebi.

Jovan mengangguk, “Iya tapi bentar doang kok. Lu mau gak nungguin gua?” Tanya Jovan balik.

Gebi mengangkat alisnya sebelah, “Nungguin?” Gumamnya, “Emang lo mau ngajakin gue pulang bareng?”

Jovan mengangguk, “Iya.”

“Oh yaudah, gue tungguin aja.” Kata Gebi.

Jovan rasanya mau jungkir balik aja dengernya.

SENENG BANGET!!!!!

Karena pulang sekolah ini Jovan ada latihan band, maka dari itu ia langsung mempercepat langkahnya menuju kelas Sadan yang sangat jauh dari kelasnya.

Bahkan ia pun sampai berlari saking buru-burunya.

Sampai saat ia berbelok di ujung koridor, tiba-tiba ia menabrak seorang gadis yang tengah berjalan sampai terjatuh.

Jovan langsung mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu, “Sorry banget ya. Gua gak hati-hati.” Ujarnya.

Kemudian gadis ini menerima uluran tangannya dan mengomelinya, “JALAN PAKE MATA DONG.”

Begitu gadis ini mendongakan kepalanya, Jovan langsung gugup sekaligus terpesona.

Karena gadis ini adalah orang yang semalam ia bicarakan dengan Sadan.

Iya, gadis ini adalah Gebi.

Gadis yang ia kagumi sejak dua minggu yang lalu.

“HEH LO DENGER GAK?!” sungut Gebi yang merasa dirinya tak didengarkan oleh Jovan.

“Denger kok.” Kata pemuda ini, “Sorry ya Geb, gua gak sengaja—”

“NAH ITU GEB ORANGNYA YANG MAU KENALAN SAMA LU!!!” Kata Sadan yang tau tau sudah ada di belakang Gebi bersama dengan Selma.

Jovan rasanya ingin menoyor kepala pemuda itu saat ini juga.

Sedangkan Gebi langsung menatap pemuda di depannya ini, “Oh.” Ujarnya. “Kenalin, gue Gebi—” perkataannya langsung terputus karena Sadan menutup mulutnya dengan novel milik Selma, “SHHHTTTTTTDIEM, kenalannya ntar aja.”

“Mana tiketnya?” Kata Sadan sambil memalak Jovan.

Jovan langsung memutar bola matanya malas sambil mengeluarkan dua tiket dari dalam kantong kemeja seragamnya, “Nih.”

Sadan langsung menerimanya, “Makasih Jo.” lalu ia memandangi kedua temannya itu, “Nah sekarang lu berdua spending time together ya, gua mau pacaran dulu. Good luck Jo.” Ucapnya sambil menggandeng Selma dan berjalan menjauhi keduanya.

Dalam hati, Jovan langsung memaki pemuda itu karena ia masih malu. Tapi ia juga berterima kasih kepada Sadan karena sudah memberikannya kesempatan untuk berkenalan dengan Gebi secara langsung seperti ini.

“Bukannya band lagi latihan ya?” Tanya Gebi.

Jovan mengangguk, “Iya tapi bentar doang kok. Lu mau gak nungguin gua?” Tanya Jovan balik.

Gebi mengangkat alisnya sebelah, “Nungguin?” Gumamnya, “Emang lo mau ngajakin gue pulang bareng?”

Jovan mengangguk, “Iya.”

“Oh yaudah, gue tungguin aja.” Kata Gebi.

Jovan rasanya mau jungkir balik aja dengernya.

SENENG BANGET!!!!!

“kamu kenapa sha?” tanya yaksa begitu melihat yesha yang tadinya lagi senyum-senyum, tiba-tiba jadi cemberut.

gadis ini menoleh ke arahnya, “aku mau cerita, tapi nanti aja kalo udah sampe di rumah kim.” jawabnya.

yaksa mengangguk paham.

mereka ini jadinya berangkat berdua ke rumah kim, soalnya kata papa jimmy biar mereka berdua tambah deket dan saling mengenal satu sama lain.

padahal mereka deketnya udah lama. jauh sebelum yesha ketemu sama papa jim.

setelah lima belas menit mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah kim.

“kak yeshaaa!!!!” sapa seorang gadis imut yang wajahnya sangat mirip dengan ayahnya kim.

gadis itu langsung berlari menghampiri yesha dari gerbang dan tak sengaja menabrak tubuh tinggi yaksa yang berdiri di samping yesha.

“maaf kak, aku gak hati-hati.” kata gadis ini sambil meminta maaf kepada yaksa.

yaksa mengangguk, “iya gapapa. lain kali hati-hati ya jihan.” ujar yaksa.

jihan mengangguk, “iya kak.” kemudian ia pun beralih ke yesha yang daritadi memperhatikan interaksi mereka.

“ayo masuk, kak kim udah nungguin kalian.” kata jihan sambil menggandeng yesha dan berjalan meninggalkan yaksa di belakang mereka.


di dalam kamar, yesha dan kim sedang melakukan video call bersama binella dan jihan hanya mendengarkan kakak-kakaknya itu bergosip.

lalu di ruang tamu ada yaksa dan keenan juga sedang mengobrol seputar kehidupan setelah menikah. soalnya insya allah tahun depan kan dia mau nyusul.

“menurut gue susan sama noa emang lagi ada masalah aja sih, nanti juga mereka berdua baikan lagi.” kata binella ketika ia ditanya oleh kim tentang gosip yang tadi mereka bahas di grupchat.

“tapi masa harus sampe misah gitu sih?” tanya kim.

“soalnya kita kan gak tau masalah rumah tangga mereka.” kata binella.

“oh iya juga sih ya.” kata kim sambil manggut-manggut.

sekarang kita beralih ke yaksa dan keenan yang sedang serius mengobrol.

terlihat seorang keenan yang tengah menasihati calon iparnya itu tentang kehidupan setelah menikah.

ternyata ada gak enaknya juga ya, yaksa kira gak bakal serumit waktu masih pacaran. apalagi menikah itu butuh mental yang tahan banting.

“nan.” panggil yaksa. keenan hanya berdeham tak menjawab.

“gua masih keinget sama kata-katanya kim waktu itu.” kata yaksa.

keenan langsung mengerti apa yang dimaksud oleh yaksa.

ia pun mengangguk, “gua juga sama bang. kadang-kadang gua juga suka kebawa mimpi gitu malah. untung ada kim yang nenangin gua kalo mimpi itu.”

“kamu kenapa sha?” tanya yaksa begitu melihat yesha yang tadinya lagi senyum-senyum, tiba-tiba jadi cemberut.

gadis ini menoleh ke arahnya, “aku mau cerita, tapi nanti aja kalo udah sampe di rumah kim.” jawabnya.

yaksa mengangguk paham.

mereka ini jadinya berangkat berdua ke rumah kim, soalnya kata papa jimmy biar mereka berdua tambah deket dan saling mengenal satu sama lain.

padahal mereka deketnya udah lama. jauh sebelum yesha ketemu sama papa jim.

setelah lima belas menit mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah kim.

“kak yeshaaa!!!!” sapa seorang gadis imut yang wajahnya sangat mirip dengan ayahnya kim.

gadis itu langsung berlari menghampiri yesha dari gerbang dan tak sengaja menabrak tubuh tinggi yaksa yang berdiri di samping yesha.

“maaf kak, aku gak hati-hati.” kata gadis ini sambil meminta maaf kepada yaksa.

yaksa mengangguk, “iya gapapa. lain kali hati-hati ya jihan.” ujar yaksa.

jihan mengangguk, “iya kak.” kemudian ia pun beralih ke yesha yang daritadi memperhatikan interaksi mereka.

“ayo masuk, kak kim udah nungguin kalian.” kata jihan sambil menggandeng yesha dan berjalan meninggalkan yaksa di belakang mereka.


di dalam kamar, yesha dan kim sedang melakukan video call bersama binella dan jihan hanya mendengarkan kakak-kakaknya itu bergosip.

lalu di ruang tamu ada yaksa dan keenan juga sedang mengobrol seputar kehidupan setelah menikah. soalnya insya allah tahun depan kan dia mau nyusul.

“menurut gue susan sama noa emang lagi ada masalah aja sih, nanti juga mereka berdua baikan lagi.” kata binella ketika ia ditanya oleh kim tentang gosip yang tadi mereka bahas di grupchat.

“tapi masa harus sampe misah gitu sih?” tanya kim.

“soalnya kita kan gak tau masalah rumah tangga mereka.” kata binella.

“oh iya juga sih ya.” kata kim sambil manggut-manggut.

sekarang kita beralih ke yaksa dan keenan yang sedang serius mengobrol.

terlihat seorang keenan yang tengah menasihati calon iparnya itu tentang kehidupan setelah menikah.

ternyata ada gak enaknya juga ya, yaksa kira gak bakal serumit waktu masih pacaran. apalagi menikah itu butuh mental yang tahan banting.

“nan.” panggil yaksa. keenan hanya berdeham tak menjawab.

“gua masih keinget sama kata-katanya kim waktu itu.” kata yaksa.

keenan langsung mengerti apa yang dimaksud oleh yaksa.

ia pun mengangguk, “gua juga sama bang. kadang-kadang gua juga suka kebawa mimpi gitu malah. untung ada kim yang nenangin gua kalo mimpi itu.”

“kamu kenapa sha?” tanya yaksa begitu melihat yesha yang tadinya lagi senyum-senyum, tiba-tiba jadi cemberut.

gadis ini menoleh ke arahnya, “aku mau cerita, tapi nanti aja kalo udah sampe di rumah kim.” jawabnya.

yaksa mengangguk paham.

mereka ini jadinya berangkat berdua ke rumah kim, soalnya kata papa jimmy biar mereka berdua tambah deket dan saling mengenal satu sama lain.

padahal mereka deketnya udah lama. jauh sebelum yesha ketemu sama papa jim.

setelah lima belas menit mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah kim.

“kak yeshaaa!!!!” sapa seorang gadis imut yang wajahnya sangat mirip dengan ayahnya kim.

gadis itu langsung berlari menghampiri yesha dari gerbang dan tak sengaja menabrak tubuh tinggi yaksa yang berdiri di samping yesha.

“maaf kak, aku gak hati-hati.” kata gadis ini sambil meminta maaf kepada yaksa.

yaksa mengangguk, “iya gapapa. lain kali hati-hati ya jihan.” ujar yaksa.

jihan mengangguk, “iya kak.” kemudian ia pun beralih ke yesha yang daritadi memperhatikan interaksi mereka.

“ayo masuk, kak kim udah nungguin kalian.” kata jihan sambil menggandeng yesha dan berjalan meninggalkan yaksa di belakang mereka.


yesha dan kim sedang melakukan video call bersama binella dan jihan hanya mendengarkan kakak-kakaknya itu bergosip.

lalu yaksa dan keenan juga sedang mengobrol seputar kehidupan setelah menikah. soalnya insya allah tahun depan kan dia mau nyusul.

“menurut gue susan sama noa emang lagi ada masalah aja sih, nanti juga mereka berdua baikan lagi.” kata binella ketika ia ditanya oleh kim tentang gosip yang tadi mereka bahas di grupchat.

“kamu kenapa sha?” tanya yaksa begitu melihat yesha yang tadinya lagi senyum-senyum, tiba-tiba jadi cemberut.

gadis ini menoleh ke arahnya, “aku mau cerita, tapi nanti aja kalo udah sampe di rumah kim.” jawabnya.

yaksa mengangguk paham.

mereka ini jadinya berangkat berdua ke rumah kim, soalnya kata papa jimmy biar mereka berdua tambah deket dan saling mengenal satu sama lain.

padahal mereka deketnya udah lama. jauh sebelum yesha ketemu sama papa jim.

setelah lima belas menit mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah kim.

“kak yeshaaa!!!!” sapa seorang gadis imut yang wajahnya sangat mirip dengan ayahnya kim.

gadis itu langsung berlari menghampiri yesha dari gerbang dan tak sengaja menabrak tubuh tinggi yaksa yang berdiri di samping yesha.

“maaf kak, aku gak hati-hati.” kata gadis ini sambil meminta maaf kepada yaksa.

yaksa mengangguk, “iya gapapa. lain kali hati-hati ya jihan.” ujar yaksa.

jihan mengangguk, “iya kak.” kemudian ia pun beralih ke yesha yang daritadi memperhatikan interaksi mereka.

“ayo masuk, kak kim udah nungguin kalian.” kata jihan sambil menggandeng yesha dan berjalan meninggalkan yaksa di belakang mereka.


“Kamu kenapa sha?” Tanya Yaksa begitu melihat Yesha yang tadinya lagi senyum-senyum, tiba-tiba jadi cemberut.