I always love you
Sunghoon as Satya Seeun as Selma
Ayah dua anak ini sedang memasuki kamar bernuansa biru langit yang ada di seberang kamar anak-anaknya.
Laki-laki bernama lengkap Satya Abraham Dananjaya ini langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang ada.
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.
Semua perabotan, koleksi boneka beruang, dan beberapa skincare dari sang pemilik kamar masih tersimpan rapi ditempatnya.
Bahkan barang pemberiannya juga masih tersimpan rapi di lemari kaca.
Wangi vanilla dan strawberry yang menjadi ciri khas dari pemilik kamar ini pun juga tidak berubah.
Satya kemudian membuka lemari kecil yang adanya tepat di samping kasur.
‘Selma's privacy album photo.’
Pemuda tampan ini terkekeh pelan begitu melihat tulisan tangan yang sangat ia kenali itu.
Sebenarnya ia sudah tau apa isinya, tetapi entah kenapa ia tak pernah bosan untuk melihatnya.
“Biasanya kamu selalu ngomel kalo aku buka ini,” Kata Satya bermonolog. Kemudian ia mulai membukanya, “Ini mah namanya album foto kita, bukan album foto kamu.”
Di halaman pertama, terdapat foto dirinya dan Selma waktu pertama kali bertemu. Dibawahnga ada catatan kecil yang bertuliskan ‘aku gak tau orang ini siapa, tapi orang ini ganteng banget, makanya aku minta foto sama dia’
“Masih smp aja udah genit kamu.” Komentar Satya.
Jemari lentiknya pun kemudian membalik halaman berikutnya.
Di sini hanya ada foto Satya bersama kedua temannya tengah memegang sertifikat dan piala.
Satya ingat kalau waktu itu ada seorang anak perempuan tengah memotretnya diam-diam di barisan paling belakang.
Ternyata anak perempuan itu sekarang jadi ibu dari anak-anaknya.
‘Aku gak berani minta foto lagi, soalnya banyak banget yang minta foto juga ke kakak itu. Jadi aku cuma berani foto kakak itu dari jauh, hehe.’
Banyak foto mereka yang ada disini, tentunya dengan tulisan tangan yang mendeskripsikan suara hati si gadis untuk Satya.
Walaupun sudah sering ia baca, tapi Satya tidak pernah dibuat bosan. Malahan rasa senang dan juga bahagianya semakin bertambah setiap membacanya.
Kemudian Satya pun sampai di halaman terakhir.
Isinya adalah foto Ia dan Selma beserta kedua anak mereka yang baru lahir.
‘Ini foto terakhir aku sama kak satya. Aku baru tau loh kalo kak satya tuh cengeng hehehehe. Dia nangis sesenggukan waktu gendong satria dan salma, katanya itu pertama kalinya dia liat perjuangan seorang ibu melahirkan anak-anaknya. So sweet banget kan?’
Satya tersenyum pedih dan menutup album foto itu.
Ketika hendak mengembalikannya ke dalam lemari, ia mendapati empat amplop asing di pojok lemari.
Kemudian ia mengambil salah satu amplop dengan asal dan mulai membacanya.
Kira-kira aku bakalan bisa gak ya hidup bahagia sampai punya anak? Aku kaget banget waktu tau kalo ternyata aku punya penyakit jantung kayak nenek :(
Apa ya alasan papa, mama, dan bunda selalu nutup-nutupin penyakit ini? Apa mereka cuma takut aku sedih? Atau ada alasan lain?
Tapi walau begitu, aku gak akan marah kok ke kalian semua. Karena aku tau, kalian lakuin itu demi kebahagiaan aku.
Semoga penyakitku akan sembuh secepatnya ya.
Aku harus ikut ujian nasional dan masuk marizoa highschool supaya ketemu Kakak es.
ㅡmy 1st letter
Satya terdiam ditempatnya.
Ia sangat terkejut membaca kata-kata terakhir yang ada disurat itu.
'Kakak es' yang dimaksud Selma adalah dirinya kan?
Dan my first letter?
Apa semua ini yang nulis Selma?
Kenapa ia baru tau sekarang?
Pemuda berwajah dingin ini langsung memilih salah satu surat yang menurutnya adalah surat kedua.
Amplop dengan stiker smurf di bagian depan dan belakangnya.
Dokter bilang, aku sembuh.
IYAAA AKU SEMBUH!!!!!!
Aku gak tau gimana ceritanya bisa sembuh begitu aja, tapi yang jelas aku bersyukur dan sangat berterimakasih kepada Tuhan yang udah mengabulkan doaku.
Mulai besok, aku udah sibuk pendalaman materi dan les sana sini supaya dapet nilai yang bagus. Dan supaya bisa masuk marizoa, hehehe.
Selain karena papa kerja disana, aku juga mau ketemu sama Kakak Itu lagi.
Kira-kira dia masih inget aku gak ya?
Masa bodo deh. Yang penting ketemu aja, aku udah seneng banget.
Buat kakak es, semoga kakak inget aku hehehehe.
ㅡ my 2nd letter
Tersisa dua surat lagi.
Ada yang warna putih dan juga hitam.
Dengan insting seadanya, Satya pun mengambil amplop yang putih terlebih dahulu.
Aku baru bisa lanjutin surat-suratku lagi setelah hampir 3 tahun lebih 3 bulan lamanya.
Dua bulan yang lalu Kak Satya ngelamar aku, iya Kak Satya yang aku maksud itu Kakak es yang sering aku sebut-sebut namanya dulu.
Sekarang Kak Satya udah lebih dewasa, ganteng, tinggi, dan juga udah mau jadi suami aku hehehe.
Minggu depan aku sama Kak Satya bakalan nikah.
Aku seneng banget, karena bisa menikahi laki-laki yang jadi cinta pertama sekaligus cinta terakhirku.
Iya cinta terakhirku.
Sekarang penyakit yang udah lama pergi tiba tiba datang lagi.
Belakangan ini aku sering sesak nafas, keringat dingin, bahkan pingsan.
Aku masih belum ngasih tau Kak Satya tentang ini. Aku gak mau bikin dia sedih dan kepikiran. Aku mau semua acara kita lancar tanpa hambatan.
Papa dan Bunda adalah orang yang pertama kali tau. Mereka sampai menangis karena takut kehilangan aku.
Padahal kan aku gak akan kemana mana.....
Tuhan, semoga penyakitku ini tidak akan kambuh 'nanti'.
Wish me luck!!!
Semoga aku masih ada waktu lagi buat lanjutin surat surat ini.
— my 3rd letter
Kalau Satya tidak pandai dalam mengendalikan emosi, mungkin saat ini ia sudah menangis karena hatinya sangat sakit.
Ia memejamkan mata sambil menghembuskan nafasnya perlahan sebelum membaca surat terakhir milik Selma.
Sepertinya ini akan jadi surat terakhirku.
Aku cuma mau nulis beberapa impianku yang udah terwujud disini.
Impian pertamaku yang sudah terwujud adalah menikah dan punya anak. Dannn i'm so happy because i have twins baby. Nama mereka adalah Satria dan Salma.
Sedikit mirip ya sama namaku dan kak satya? Hehehe.
Benar, aku yang punya ide untuk memberikan nama itu ke mereka.
Aku pengen kisahku dan kak satya yang belum usai akan dilanjutkan oleh mereka.
Semoga kak satya gak akan nemuin surat ini karena aku bakal nulis tentang kamu di sini :(
Dan sepertinya ini akan jadi surat yang paling panjang yang pernah aku tulis.
Hai kak!
Inget gak waktu itu aku minta foto bareng sama kakak?
Sebenarnya aku udah sering merhatiin kakak yang lagi latihan ice skating sendirian, hampir setiap pulang sekolah aku selalu mampir kesitu cuma buat liat kakak.
Aku seneng banget waktu ada jadwal pemotretan di deket tempat kakak latihan.
Waktu itu aku memberanikan diri untuk minta foto karena aku pengen denger suara kakak. Awalnya aku kira kakak bakalan nolak, ternyata nggak :D.
Dan semenjak pindah rumah, aku jadi susah untuk mampir ke tempat latihan kakak. Makanya mulai saat itu aku jadi gak pernah mampir ke situ.
Setahun pun berlalu.
Aku udah kelas 3 dan sibuk mempersiapkan diri untuk ujian nasional.
Sebenarnya aku gak tau tujuanku setelah lulus tuh mau ke sekolah apa, tapi waktu papa ngajak aku ke tempat kerjanya dan bertemu dengan laki-laki yang selalu aku rindukan dalam diam, aku jadi termotivasi untuk masuk ke Marizoa Highschool.
Kak, i'm sorry gak bisa banyak kata kata lagi yang harus aku tulis.
I just want you to know that i always love you.
Bisa sama kakak itu juga termasuk impianku yang udah terwujud.
Aku titip anak-anak kita ya kak?
Oh iya, aku juga titip salam buat bunda, papa, dan adek aku ya kak.
Kalau bisa, kakak
Satya menaikan alisnya sebelah.
“Bisa apa?” Gumam Satya.
Laki-laki ini membolak balikan kertas tersebut untuk mencari kelanjutan surat tadi. Ia membuka setiap amplop yang ada untuk mencari kelanjutan dari surat itu.
Tetapi hasilnya nihil.
Surat terakhir ini hanya berakhir sampai disitu.
Satya memeluk kedua kakinya dan mulai menangis.
“Kalo kamu nyuruh aku cari pengganti kamu, aku gak mau. Karena sampai kapanpun yang aku mau cuma kamu, Sel.”