I'm Promise

Sejujurnya, Satya belum sembuh seutuhnya. Ia masih sedikit takut dan terbayang-bayang dengan kejadian itu.

Tapi jika ia menghindar terus, kapan sembuhnya? Kapan ia bisa menjalani hidup seperti sediakala? Dan kapan ia bisa bertemu dengan teman-temannya lagi?

Ia bersyukur memiliki keluarga yang bisa ia andalkan dan menjadi tempat untuknya pulang setiap saat.

Satya sudah tidak tau lagi akan berbuat apa kalau tidak ada dukungan dari keluarganya saat itu.

Mungkin ia sudah tidak ada lagi disini.

Pemuda bernama lengkap Satya Abraham Dananjaya ini menyandarkan kepalanya ke jendela dan menatap langit malam.

‘Kamu lagi apa Mei?’

‘Aku kangen...’

‘Maafin aku ya...’

Lama kelamaan Satya pun memejamkan matanya dan tertidur.


“Loh Satya?”

Satya langsung membuka matanya dan mendapati seorang gadis cantik yang sangat ia kenali ini tengah berjongkok di depannya.

“Kamu ngapain disin—” Ucapan gadis itu terhenti karena Satya memeluknya. Pemuda jangkung ini menangis sambil membenamkan wajahnya di bahu gadis itu.

“Aku kangen, Mei. Aku minta maaf karena gak ada di samping kamu waktu itu.” Ujar Satya.

Gadis ini pun langsung menangis hebat saat ini juga. Ia mengangguk dan mengelus kepala Satya.

“Aku juga minta maaf ya buat semuanya, maaf udah sering ngerepotin kamu, maaf udah sering buat kamu khawatir, dan maaf aku gak bisa nemenin kamu lagi.” Kata gadis cantik itu.

Satya menggeleng dan melepaskan pelukannya, lalu menatap gadis itu, “Nggak kamu gak salah. Aku yang salah, aku minta maaf.”

Gadis cantik ini tersenyum dan memegang wajah Satya dengan kedua tangannya.

“Kamu harus hidup untuk diri kamu sendiri ya. Jangan pernah menyesali apapun yang udah terjadi. Aku udah ikhlas dengan semuanya, dan aku harap kamu pun juga begitu.”

Satya mengangguk, lalu memegang lengan kiri gadis itu dan mengecupnya, “Aku akan berusaha ikhlas, Mei.”

Pemuda ini mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir merah sang gadis.

“Thanks for all, i hope you were happy in here.”


Satya pun terbangun dari tidurnya.

Ia mengambil handphonenya untuk melihat jam.

Ternyata sudah jam 5 pagi.

Ia meregangkan tubuhnya kemudian mengambil beberapa snack dari dalam ranselnya.

Lalu ia lanjut membuka sosial medianya yang sangat ramai karena kepulangannya. Banyak orang yang mengiriminya pesan, termasuk teman-teman sekelasnya dulu.

Hampir semua teman-teman sekelasnya itu sangat dekat dengannya, maka dari itu banyak sekali chat yang masuk di handphone Satya.

‘Aku janji, aku akan ikhlas dengan semuanya Mei.’