Who's the girl?
Pagi ini Risa berangkat bareng sama Juju alias Juan, padahal biasanya gadis berdarah sunda ini selalu berangkat bersama papanya atau diantar supir keluarganya.
Tadi pagi-pagi buta Juan udah dateng kerumah buat izin mau ngajak Risa berangkat dan pulang bareng ke Papa dan Mamanya.
Mungkin karena rumah mereka cuma depan-belakangan aja kali ya, makanya Papa dan Mama Risa langsung mengizinkan anaknya itu berangkat dan pulang bareng Juan.
Karena nanti mereka ikut berlomba, jadi Risa dan Juan langsung memakai setelan olahraga bebas ; celana olahraga sekolah dengan atasan baju bebas.
Tapi mereka tetap membawa seragam putih abu-abu mereka untuk berjaga-jaga bila disuruh untuk ganti baju oleh guru.
“Sini dibantuin.” Ujar Juan sambil sedikit menundukan tubuhnya ke hadapan Risa.
Iya, daritadi Risa kesulitan untuk membuka tali pengait helmnya.
Gadis ini sedikit 'mendongakan' kepalanya untuk mempermudah si pemuda melepaskannya.
Juan rasanya ingin mencubit hidung mancung gadis yang ada di hadapannya ini.
Ia sangat gemas dengan ekspresi kosong Risa.
“Ini pengaitnya udah rusak, nanti pulangnya kita beli helm ya.” Kata Juan ketika melihat pengait helm milik Risa yang sudah rusak.
“Ng..... Tapi kan gue jarang naik motor, Ju.” Kata Risa tidak enak hati. Ia tak mau menatap wajah Juan karena takut pemuda itu marah.
Juan terkekeh melihat Risa yang sedang menatap sepatunya sambil memainkan ujung tali ransel merah mudanya.
DUH INI MAH GAK AMAN BUAT JANTUNG!!!!!!
Kata Juan dalam hati.
Gak tau kesambet apa, tiba-tiba Juan mengulurkan tangan kanannya untuk menangkup kedua pipi Risa.
Gadis ini terkejut dan langsung menatap Juan, “LWEPASHHH JWUUUU!!!” Ia memukul tangan kanan Juan pelan.
“Makanya kalo lagi diajak ngomong tuh liatnya ke orangnya, bukan ke sepatu.” Kata Juan, melepaskan tangannya dari pipi Risa.
Risa langsung meringis sambil mengusap ngusap pipinya, “Yaudah gue minta maaf.”
Pemuda yang lebih tinggi darinya itu menjulurkan lidahnya dan berlari meninggalkannya, “GAK GUA MAAFIN WLEEEEEE!!!” Ucapnya.
Risa membalakan matanya dan langsung mengejar Juan, “JUAN IH NYEBELIN BANGET MALAH NINGGALIN!!!!” Omel Risa.
“Yakin masih mau naksir dia?”
Seorang gadis dengan gelang berwarna merah marun di tangan kirinya itu sedang memperhatikan Juan dan Risa dari lantai dua.
Kemudian menumpukan wajahnya di atas kedua tangannya dan menghembuskan nafasnya pelan.
“Gak tau.” Jawabnya, “Gue masih belum kapok soalnya.”