No Answer
ada yang ingin nina tanyakan kepada pemuda ini, yaitu apa alasan pemuda ini memutuskan hubungan mereka? apa yang salah dari hubungan mereka? apa nina pernah menyakitinya? atau nina pernah berbuat kesalahan yang fatal?
nina pun tidak tau itu.
sudah satu bulan lamanya ia mencari jawaban itu sendiri, tapi hasilnya tetap sama.
ia tidak tau.
“gua tau lu lagi mikirin apa sekarang,” kata sadan sambil menutup novel dan melepas kacamatanya.
nina pun menoleh ke arahnya, “maksudnya?”
sadan pun berdiri dan mengajak nina untuk keluar, “ayo keluar. biar gua jelasin semuanya. biar lu gak nyari nyari jawaban itu sendirian.”
nina lupa kalau sadan ini 'sedikit' berbeda dari orang-orang pada umumnya.
dan mereka berdua pun keluar dari perpustakaan, tak lupa juga mereka berpamitan kepada yuki.
“nanti gue balik lagi.” kata nina sebelum menutup pintu perpus.
“iyeeee.” sahut yuki.
“maaf karena gak bilang apa alasannya gua mutusin lu.”
sekarang mereka berdua sedang ada di rooftop gedung b. tempat kesukaan mereka kalau sedang ingin menghabiskan waktu berdua.
nina hanya diam sambil memandangi sepatunya. ia tak ingin memotong penjelasan dari mantan pacarnya ini.
“makasih udah pernah nemenin gua lima bulan kemarin, makasih udah mau mengerti sifat gua yang kayak gini, dan makasih udah sabar menghadapi gua yang terlalu cuek sama lu.”
pemuda ini pun menatap gadis mungil di sampingnya sesaat sebelum melanjutkan perkataannya.
“gua minta maaf sekali lagi sama lu, kalo selama ini gua terlalu cuek sama lu-bahkan gak peduli sama sekali. gua minta maaf udah bikin lu nyalahin diri sendiri karena gua mutusin lu tiba-tiba.”
sadan pun memiringkan tubuhnya untuk berhadapan dengan nina. lalu ia memegang kedua bahu gadis itu sambil menatapnya.
dan nina pun membalas tatapannya, “dan untuk jawaban dari pertanyaan yang selama ini lu pikirin,” ia menjeda perkataannya sesaat sambil mengangkat dagu nina dengan tangan kanannya.
nina hanya diam seolah menunggu kelanjutan penjelasan dari pemuda itu.
sadan pun mendekatkan dirinya dan membisikinya, “maaf gua gak bisa kasih tau. gua gak mau nyakitin lu lagi. jadi tolong lupain semua pertanyaan itu. karena sampai kapanpun lu gak akan dapat jawabannya.”
kemudian ia pun pergi meninggalkan gadis mungil itu.
setelah sadan menutup pintu rooftop, barulah nina menangis saat itu juga.
ia masih sangat menyayangi pemuda itu.