Nebeng
Aku langsung berlari menuju parkiran mobil yang tak jauh dari tempatku berada sambil mendorong motor aerox kesayanganku.
Cukup susah dan juga berat.
Tapi tidak apa-apa.
Itung-itung olahraga dipagi hari.
Setelah sampai aku langsung menolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Sadan. Banyak orang yang melihatku karena perbedaan seragam yang sangat mencolok.
Mungkin karena hari ini adalah hari selasa, jadi seragam putih abu abu yang kugunakan terlihat sangat mencolok dimata mereka.
Kemudian bahuku ditepuk oleh seseorang dari belakang.
Sadan ternyata.
“Motor lu kenapa?” Tanya pemuda itu.
“Ban nya meletus tadi. Padahal baru ganti ban dua hari yang lalu.” Jawabku.
Sadan pun mengangguk paham dan mengeluarkan handphonenya, lalu menelfon seseorang, “Pagi juga pak. Bisa tolong ke sekolah Adek gak sekarang? Mau minta tolong bawain motor temenku ke bengkel pak. Oh iyaa pak, kunci motornya aku titipin ke satpam. Oke pak, makasih banyak ya.”
Wow.
Baik juga ya anak ini.
Walaupun keliatannya anak ini cuek.
“Motor lu taro disini aja, kuncinya titipin ke satpam, lu mau nunggu di pos apa ikut gua?” Tanya Sadan, aku menggeleng. “Gue tunggu di pos aja.” Jawabku.
“Oh oke. Gua ambil mobil dulu.” Ujarnya sambil berjalan cepat menuju mobilnya yang ada di ujung sana.
Aku juga langsung berjalan menuju pos satpam sambil menenteng helm kesayanganku.
“Pak, ini saya titip kunci motor ya. Nanti kalo ada yang kesini buat ambil motor itu tolong dikasih ya pak.” Aku memberikan kunci motor sambil menunjuk motorku yang terparkir tak jauh dari pos satpam ini, “Bilang aja saya temennya Sadan.”
“Siapp neng.” Ujarnya.
Aku sangat canggung berada di dalam mobil berdua dengan Sadan saat ini.
Dulu Aku dan Sadan adalah queen and king waktu MOS, jadi Aku mengenalnya. Makanya tadi Aku tidak perlu repot-repot untuk mencari kontaknya di grup angkatan.
Lalu tanpa aku duga, pemuda ini malah bertanya duluan kepadaku.
“Emang lu gapapa gak ikut jam pelajaran pertama, Meng?”
Aku akan cerita kenapa Aku dipanggil ‘Meng’ oleh teman-temanku.
Jadi, di sekolahku itu banyak yang dipanggil ‘Ica, Eca, Caca, dan Aca.’ Terkadang kalau ada orang yang sedang memanggil temannya dengan sebutan ‘Ca’, semua orang yang memiliki panggilan yang Aku sebutkan tadi akan menoleh.
Maka dari itu setiap orang di angkatan masing-masing hanya diperbolehkan satu orang yang dipanggil Ca.
Sedangkan yang lain (yang mempunyai nama panggilan berunsur Ca) akan diberi nama panggilan lain.
Termasuk Aku.
Sedikit ribet memang, tapi ini semua untuk kebaikan bersama.
Karena namaku Meisya dan Aku suka kucing, jadi semua teman-temanku sepakat memanggilku ‘Mengi’.
Aku mengangguk, “Iya gapapa. Soalnya Bu Idah kan cuti melahirkan.”
“Oh.” Balasnya.
Kemudian aku menyandarkan kepalaku ke jendela sambil memperhatikan jalanan dan mendengarkan lagu (yang sepertinya) dari playlist Sadan.
Entah ini lagunya yang bikin ngantuk atau memang Aku sangat lelah karena berlari tadi, lima menit kemudian Aku langsung memejamkan mataku dan tertidur.