I hate you!
Elang sangat terkejut ketika melihat seorang gadis bersurai kecoklatan tengah mengobrol dengan salah satu temannya di sebrang sana.
Dilihat dari nametag yang senada, mungkin mereka teman sekelompok.
“Riri?” Gumamnya.
“Kenapa?” Tanya Katarina ketika Elang menoleh ke arah barisan para maba.
“Gapapa kok.” Kata Elang berkilah, “Kamu jangan capek-capek ya. Nanti kalo udah pulang chat aku.”
Gadis cantik itu mengangguk, “Iyaa. Kamu hati-hati ya pulangnya. Jangan ngebut-ngebut.”
“Iya sayang,” Elang mengelus rambut panjang kekasihnya terlebih dahulu sebelum pulang. “Jangan lupa dimakan ya. Aku pamit.” Katarina mengangguk sambil menatap punggung Elang yang perlahan-lahan menghilang dari hadapannya.
Mereka gak tau kalau ada satu orang perempuan yang tak sengaja melihat pemandangan itu dari barisan para maba.
“Riri, kamu sudah membawa semua barang yang sudah disuruh kan?” Tanya Clarissa, teman sekelompok Riri.
Gadis ini mengangguk, “Iya aku sudah membawa semuanya. Semalam teman asramaku juga ikut membantu.” Ujarnya dengan Bahasa Indonesia yang sedikit baku.
Maklum, mereka baru 4 bulan di Indonesia.
Para maba diberi estimasi waktu terlambat selama 40 menit dari jam masuk ospek, maka dari itu Riri dan Clarissa masih nyantai di gazebo yang ada di sebelah mushola fakultas mereka.
Panitia ospek fakultas Riri sama Clarissa tuh nyantai dan asik, makanya mereka semua enjoy sama kegiatan ospek yang udah jalan selama 3 hari ini.
Dan Riri juga baru tau kalau ternyata pacarnya Elang adalah pembina kelompoknya.
Maka dari itu sekarang ia menjadi sedikit sensi apabila melihat Katarina.
“INI DIA NIH BINTANG YANG DITUNGGU TUNGGU!!” Seru Yolanda ketika Riri baru saja datang ke kantin. Semua orang langsung menoleh karena teriakan Yolanda tersebut.
Riri dan Clarissa yang baru saja datang itu malu sendiri karena menjadi pusat perhatian (padahal tanpa Yolanda teriak mereka udah JADI PUSAT PERHATIAN).
Citra langsung mengomelinya dan menyumpal mulut temannya itu dengan marshmallow, “Berisik banget anjinggggg!!!!!”
Riri langsung duduk di depan kedua temannya itu bersama Clarissa.
“Haii Clarissa!! Gue Citra,” Kata Citra memperkenalkan dirinya.
“Halo Citra, namaku Clarissa.” Balas Clarissa.
“Elo dari luar juga?” Tanya Yolanda, “By the way, nama gue Yolanda.”
Clarissa mengangguk, “Iyaa sama seperti Riri.”
“Ooohhhh.” Citra dan Yolanda manggut manggut.
Sejujurnya Riri agak risih karena banyak orang yang menatap ke arah meja mereka secara terang-terangan.
Tapi ia bingung menjelaskannya dalam bahasa Indonesia, maka dari itu ia langsung mengajak Citra dan Clarissa berbicara dengan bahasa Jepang.
“このように注目の的になるのは本当に不快でした.” Yolanda yang gak ngerti langsung bertanya kepada Citra, “Apa artinya?”
“Dia risih jadi pusat perhatian begini.” Jawab Citra, “Ya lagian siapa suruh lo gak sopan sama kating begitu!!!” Omelnya.
“Aku juga tidak paham kenapa aku bisa seperti itu,” Ujar Riri. “Aku kaget kenapa aku terlalu terang-terangan menunjukan ketidaksukaanku terhadapnya.”
“Emangnya elo pernah punya masalah sama Kak Karin?” Tanya Yolanda.
Riri menggeleng, “Gak punya.”
Citra menaikan alisnya sebelah, “Terus kenapa lo bisa gak sopan begitu sama dia?”
“Maaf aku tidak bisa bilang. Ini masalah pribadiku.”
(*Anggap aja ini pake bahasa Jepang ya)
Elang menarik lengan Riri ketika mereka sudah sampai apartemennya.
“SAKITTTTT!!!!” Seru Riri, meringis kesakitan.
Pemuda ini langsung melepaskan pegangannya dan meminta maaf kepada Riri, “Maaf.”
Riri bersedekap dada sambil menatap Elang dan berdecih, “Minta maaf buat apa Kak? Buat udah punya pacar atau karena lengan aku?” Tanya gadis kecil itu dengan sarkas.
“Ri.” Ujar Elang, “Dengerin aku dulu.”
Riri duduk di atas sofa sambil menyilangkan kakinya, “Oke aku dengerin. Tapi abis ini biarin aku pergi dari sini. Aku udah gak mau liat muka kamu lagi.”
Pemuda itu langsung duduk di bawah sofa dan menggenggam tangan kanan Riri, “Ri jangan kayak gini, aku tau aku salah udah ingkar janji. Tapi kamu gak bisa kayak gitu.”
Riri menarik tangan kanannya yang digenggam Elang kemudian berdiri dan bersiap untuk pergi dari sini, “Kamu tau aku paling benci sama orang yang suka ingkar janji, tapi kamu malah ingkar.” Ucapnya, “I hate you so much kak. I really really hate you.”