1 : Pagi Ini

Entah kesambet apa, hari ini Juan berangkat lebih pagi dari sebelumnya. Biasanya pemuda itu akan sampai di sekolah ketika bel masuk berbunyi.

Sebenarnya ia masuk pagi begini juga karena ada alasannya sih.

Ia ingin tau siapa orang yang selalu meletakkan makanan dan minuman di kolong mejanya setiap hari.

Sebelum masuk ke kelasnya, ia mampir ke kelas Ips dulu karena ada Iwan dan Belina yang sudah datang.

“Tumben lu udah dateng pagi-pagi begini.” Kata Iwan.

Belina yang sedang memakan nasi uduk di sebelah Iwan mengangguk setuju, “Iya, ju. Kok tumben udah dateng?” Sahutnya.

Juju dan Iwan adalah nama pemberian dari Travis dan Raka untuk membedakan mereka berdua. Juju untuk Juan sudrajat, dan Iwan untuk Juan melvino.

Juan (Juju) mengedarkan matanya ke seluruh kelas ini terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari kedua temannya semasa ospek itu.

“Aman kok. Cuma ada gua sama teteh doang.” Kata Iwan.

Juju menghembuskan nafas lega.

Gadis bersurai pendek ini menaikan alisnya sebelah, “Kenapa sih? Kok kayaknya takut banget ada yang denger?” Tanya Belina, sedikit menaikan volume suaranya.

Juju menempelkan jari telunjuknya di atas bibir, “SHHHHHTTTTTTTTTT!!!!!!” Belina pun langsung menutup mulutnya.

“Lu pada tau kan setiap hari di atas meja gua selalu ada makanan sama minuman?” Tanya Juju.

Iwan dan Belina mengangguk.

“Nah gua mau nyari tau siapa orangnya.”

Iwan dan Belina langsung ber-oh ria.

“Fans lu kali ju.” Kata Iwan, “Fans lu kan bejibun.” Belina menoleh dan menoyor kepala Iwan, “Ngaca goblog.”

Juju menggeleng, “Sayangnya bukan.” Ia mengeluarkan beberapa kertas dari dalam tasnya, “Coba lu baca nih.”

Belina dan Iwan mengambil beberapa kertas tersebut dan membacanya satu persatu.

Di setiap surat terdapat kata yang sama, yaitu ; i have crush on you untill now.

“Kata gua ini orang udah suka sama lu dari lama. Tapi dia gak berani confess langsung.” Kata Iwan sambil meneliti semua kertas surat yang ada di atas meja.

Belina menutup kotak bekalnya dan menggebrak mejanya, “BUAT APA MASIH DISINI ANJIR????? AYO KITA KE KELAS LO SEKARANG!!!!!!” Seru gadis tomboy berdarah sunda ini kepada dua pemuda itu.

Lalu mereka bertiga keluar dari kelas Ips, menuju kelas Juju yang ada di dekat tangga.

Keadaan sekolah masih cukup sepi.

Bahkan langit pun masih gelap.

Mereka sedikit mempercepat langkah mereka menuju kelas Juju.

“Kalo ketemu orangnya, mau lu terima apa nggak?” Tanya Belina.

“Nggak lah.” Jawab Juju dengan mantap, “Gua udah suka sama orang lain.”

Belina dan Iwan menghentikan langkah mereka.

“DIH ANJIR GAK CERITA!” Omel mereka.

Juju langsung mengisyaratkan mereka untuk diam dan sedikit menundukan badan mereka ketika sampai di depan kelas mereka.

Mereka bertiga berjalan jongkok sampai ke jendela nomor dua dari belakang.

Kemudian mereka mengintip ke dalamnya dan mendapati seorang gadis bersurai panjang tengah menempelkan sebuah sticky note di atas meja Juju.

Belina hampir aja teriak kalau mulutnya gak di tutup paksa sama Iwan.

“ITU SI MELINDA KAN?” Tanya Belina sambil bisik-bisik.

Iwan dan Juju mengangguk bersamaan.

“Ayo masuk sekarang.” Kata Belina, “Mumpung masih sepi.” Juju menurut dan masuk ke dalam kelasnya dengan santai.